HIJABKU CANTIKKU
“BERHIJAB” eemmm… perintah agama. Siapa yang gak kepingin
berhijab?. Semua parempuan muslim pasti mau. Tapi sayangnya kemauan itu gak
bisa langsung terwujud. Banyak perempuan muslim yang bila ditanya ‘kapan
berhijab’ mereka pasti akan menjawab ‘saya ingin menjilbabi hati dulu, baru
diri saya’. Begitu juga deganku jika aku ditanya maka aku akan menjawab seperti
itu.
Namaku Hikila AsSyifa
Kamil. Biasanya aku dipanggil Syifa. Terlahir dari keluarga yang menjunjung
tinggi nilai agama, aku sangat mengerti bahwa setiap perempuan muslim, jika ia
telah balig ia eajib mengenakan hijab. Namun hingga usiaku memasuki usia 14
tahun aku belum melaksanakan kewajiban itu. Orang tua dan kakakku pun tak
pernah memaksaku. Karena mereka yakin ketika aku siap aku pasti akan menunaikan
kewajiban itu.
Waktu itu ketika aku
sedang mencari sebuah buku di toko buku, ada seorang ikhwan yang dari balik
rak. “Ukhti, maaf bisa tolong ambilkan buku yang berjudul ‘LATAHAZAN’! ”
katanya padaku. Aku langsung mengambilkan buku yang ia maksud dan memberikan
padanya. “syukron ukhti.” Katanya lagi. “naam.” Jawabku.
Entah mengapa
mendengarnya memanggil ku s\dengan sebutan ‘ukhti’ ada hal aneh yang terjadi
pada diriku. Setelah keluar dari toko buku, kakiku melangkah ke sebuah butik
khuysus muslimah. Aku memilih pakaian yang modis, namun tetap syar’I sehingga
cocok untuk berhijab.
***
Malam itu keluargaku
mendapat undangan pernukahan dari salah satu kerabat Abi. Disaat semua sudah
siap untuk berangkat hanya akulah yang masih sibuk berhias diri. Hingga akhirnya
kakak datang untuk membantuku.”syifa, ko lama banget?” tanya ka safa padaku
ketika masuk ke kamarku. “iya kak. Rambutku masih berantakan.” Jawabku sembari
menata rambutku. “sini kakak bantuin!”.
Selagi kakak
membantuku, aku melihat penampilan kakak yang anggun. Meskipun berhijab, kakak
masih bisa tampil cantik dan anggun tanpa meninggalkan kesan syar’i. terkadang
aku niri dengan kakak. Apalagi jika aku diajak pergi dengan teman-temannya yang
hampir semuanya berjilbab dan tetep cantik juga modis.
***
Suatu hari ketika
pulang dari sekolah, aku hanya sendiri dirumah. Rasanya ingin sekali belajar
memakai hijab tanpa ada yang tahu. Akhirnya aku mengeluarkan pakaian yang waktu
itu sempat ku beli di butik khusus muslimah dan belum sempat ku coba.
Tanpa pikir panjang aku
kangsung mengeluarkan pakaian itu dari lemari, dan langsung ku coba pakaian
itu. Sengaja aku tak mencobanya di depan cermin, agar aku bisa membandingkan
penampilanku dengan hijab yang sesungguhnya. Bukan dengan jilbab putih yang
biasa ku pakai ke sekolah setiap hari jum’at.
Setelah semua selesai,
lalu aku melihat ke arah cermin. Dan SUBHANALLAH…… ternyata benar. Dengan
berhijab aku lebih terlihat cantik dan rapi.’ya Allahapakah sekarang waktu
sudah saatnya aku melaksanakan kewajiban itu?’ tanyaku dalam hati.’ya Allah
jika ini benar saatnya , tuntunlah aku untuk menjadi seorang muslimah yang
selalu taat kepada-Mu. Amin’ kataku lagi. Entah mengapa ketika aku melihat
dirikudidepan cermin, air mataku jatuh. Ada perasaan haru dan bahagia di
hatiku.
***
Malam harinya, ketika
semua keluarga sedang berkumpul di ruang keluarga, aku ikut ambil suara. “Umi,
Abi, Ka Safa. Syifa ingin bicarta!” ucapku pada mereka. “bicaralah Nak!” sahut
Abi. “ini soal hijab Bi. Mulai besok Syifa ingin berhujab.” Terangku. “tapi,
bukannya kamu ingin menjilbabi hatidulu?” tanya Ka Safa. “itu dulu kak.
Sekarang aku mengerti. Sekarang aku ingin berhijab, karena dengan berhijab aku
bisa mengendalikan diriku. Malu dong kalau pakai hijab tapi kelakuannya buruk
dan hatinya kotor. Ya kan Mi?” tanyaku pada umi. “iya Syifa. Umi senang
akhirnya kamumengerti akan kewajiban itu.” Kata Umi. “iay Nak, kami semua
mendukung niat baikmu itu.” Sambung Abi.
***
Hari ini adalah hari
pertamaku berhijab ke sekolah. Seisi sekolahpun heboh melihatku. Reaksi mereka
pun berbeda-beda. Ada yang mensyukuri, ada yang bilang sok alim, dan ada juga
yang bilang seperti ini ‘wah.. Syifa jadi lebih cantik ya…’ aku senang dengan
tanggapan positif mereka tentang hijabku.
Banyak orang yang
mengatakan bahwa berhijab itu kubo, gak gaul, gak modis, sok alim dan
lain-lain. Aku menanggapi semua omongan itu sebagai motivasi agar bisa
berkreasi di dunia ‘hijabers’. Kerena dengan berhijab kita terlindungi dari
hal-hal buruk, dari pelecehan, dan kita juga lebih bisa mengontrol diri. Selain
itu, berhijab juga bisa membuat kita lebih cantik, anggun dan tentunya tidak
meninggalkan kesan syar’i.
***
Memang sulit rasanya
memantapkan hati untuk berniat memakai hijab. Tapi, kita dapat mewujudkannya
apabila kita mempunyai kemauan yang kuat dari hati untuk melaksanakannya.
Seharusnya bukan hati kiata yang haru dijilbabi terlebih dahulu. Namun hati
kitalah yang seharusnya dijilbabi terlebih dulu. Karena jika kita sudah
berhijab kita pasti akan barpikir sebelum bertindak, sebab akan malukan bagi
diri kita berprilaku yang tidak sesuai dengan pakaian muslimah yang kita
kenakan dan menjadi suatu kehormayan bagi diri kita. Dan perempuan yang
berjilbab juga akan lebih dihormati dan dihargai daripada perempuan lain yang
belum berhijab.
bagus
BalasHapusHmmm,akhirnya ceritanya habis
BalasHapusHmmm,akhirnya ceritanya habis
BalasHapus