Selasa, 13 November 2012
BERAWAL DARI MIMPI
Rara adalah seorang gadis yang kini duduk di kelas 9 SMP. Rara
adalah murid yang pandai di kelasnya dan mempunyai banyak teman. Ia
pandai dalam bergaul, sehingga banyak yang suka dan berteman padanya.
Diantara sekian banyak teman disekolahnya, Rara sangat dekat dengan Ina
dan Nurul. Mereka selalu bersama dan berbagi cerita besama.
“ Raf uda dulu ya. Aku mau tidur. Lagipula udah malem”. Sambil menutup
telepon dari Rafi (cowok yang sedang dekat dengan Rara)
“ Ok deh. Night Ra, moga kamu mimpi indah…”.
Setelah
mengakhiri teleponnya dengan Rafi, Rara pun bergegas untuk tidur.
Ternyata disaat ia terlelap, didalam tidurnya ia bermimpi. Ada seorang
laki-laki yang membuat hidupnya menjadi bahagia. Bukan hanya pada saat
itu, tetapi setiap Rara berada di sisinya. Mungkin itu adalah petunjuk
dari Tuhan bahwa kelak Rara akan mendapatkan sesosok laki-laki yang ia
inginkan.
***** esok hari disekolah *****
Rara
menceritakan mimpinya semalam kepada dua orang sahabatnya, yaitu Ina
dan Nurul. Betapa lucunya bila melihat reaksi Ina dan Nurul ketika Rara
menceritakan mimpinya itu.
“ Terus kamu sama Rafi gimana Ra?”. Tanya Ina
“ Gimana ya. Aku juga bingung. Dia orangnya maksa banget. Kan kalian tau aku ga suka sama orang yang kaya gitu”.
“ Kalo sama Rafqi gimana Ra?”. Sambung Nurul (Rafqi adalah sahabat Rara yang suka padanya).
“ Ko kamu nanyanya gitu si Rul?”.
“ Iya. Habis dia nanya terus sama aku tentang perasaan kamu ke dia. Ya sudah, aku tanya aja langsung sama kamu”.
“ Hahaha…. Masa sih Rafqi nanya gitu sama kamu?. Rul kamu bilang aja
sama dia. Kalo aku cuma anggap dia sebagai teman aja. Ga lebih”.
“ Ok deh kalo gitu”.
Tak
terasa bel pulang berdering. Seperti biasa Rafi sudah ada di depan
pintu kelas Rara untuk mengajak Rara pulang bersama. Namun Rara
menolaknya. Ia lebih memilih pulang bersama kedua sahabatnya dan
kemudian ngobrol dikantin sejenak.
*** dikantin ***
“ Ra, Na, minggu depan kan kita udah ujian. Gimana kalo minggu depan sesudah ujian kita gowes bareng?”. Ajak Nurul
“ Boleh juga. Tapi kita mau kemana?” Tanya Ina
“Gimana
kalo kita ke taman kompleks deket rumah Ina saja. Kompleks di sana kan
luas. Jadi kita bisa puas keliling disana”. Ajak Rara
“ Ok “. Jawab Ina dan Nurul serentak.
Satu
minggu berlalu. Ujian telah selesai 3 hari yang lalu. Rara, Nurul dan
Ina pun menepati janjinya untuk bersepeda bersama. Pada saat bersepeda
Rara beristirahat di tepi jalan. Pada saat itu ia sedang membeli minuman
di sebuah warung. Sewaktu Rara ingin kembali ke tempat ia meletakkan
sepedanya, ia melihat sepedanya ditabrak mobil. Ina dan Nurul pun
langsung menghampiri Rara ke tepi jalan. Ternyata sepeda Rara rusak
parah dan harus dibawa ke bengkel.
“ Ya ampun. Sory.. Sory aku ga sengaja nabrak sepeda kamu. Maaf ya!!.”
“ Ga apa-apa ko mba. Aku juga salah. Parkirin sepeda sembarangan. Tapi
aku bingung. Nanti aku pulang naik apa. Gak mungkin kan aku nebeng ke
teman ku.”
“ Tenang, kamu gak usah khawatir. Aku akan
membawa sepeda kamu ke bengkel sepeda langganan aku. Masalah pulang,
kamu bisa aku antar sampai rumah ko. Oh iya kalian siapa?.”
“ Aku Rara, yang ini Ina dan yang itu Nurul.”
“ Hai….” Sapa Ina dan Nurul
Sambil
menunggu mobil dari bengkel untuk mengambil sepeda Rara, mereka
berbincang-bincang tentang sekolah. Tak lupa Riana mengenalkan dua orang
adiknaya kapada Rara, Ina dan Nurul yaitu Randi dan Reno. Setelah mobil
dari bengkel telah membawa sepeda Rara, Riana mengajak Rara dan
teman-temanya jalan-jalan sebagai permintaan maaf.
Beberapa hari
telah berlalu. Rara sudah tidak sabar ingin melihat sepedanya. Tenyata
sepeda Rara diantar oleh Randi. Diam-diam Randi menyimpan perasaan suka
kepada Rara.
“ Hai Ra. Apa kabar?. Oh iya, aku disuruh sama mba Riana nganterin sepeda kamu”.
“ Oh. Thanks ya Ran. Yuk masuk, ga enak kalo ngobrol diluar”.
“ Eh ada tamu. Siapa Ra?”. Tanya bunda Rara
“ Ini Randi bun yang aku ceritain. Dia kesini buat nganterin sepeda ku”.
“ Oh ya sudah. Kalian ngobrol aja. Biar bunda yang bikin minuman!”.
“ Ga usah bun, baru aku mau bikin. Udah bunda ngobrol aja sama Randi biar aku aja yang bikin minumannya”.
Selagi
Rara membuatkan minuman. Randi bertanya kepada bundanya Rara. Apakah
dia diperbolehkan menjadi pacarnya Rara. Ternyata Randi diperbolehkan
oleh bundanya Rara, tetapi dengan satu syarat. Rara bisa bahagia bila
bersamanya.
Keesokan harinya Randi menjemput Rara di gerbang
sekolahnya setelah pulang Sekolah (Randi adalah siwa kelas 11 SMA). Ia
berencana untuk menyatakan perasaannya kapada Rara di taman kompleks
dekat rumah Rara.
“ Ra. Boleh aku ngomong sesuatu sama kamu?”.
“ Emang kamu mau ngomonhg apa Ran?”.
“ Sebenarnya aku suka sama kamu Ra. Bahkan dari awal kita ketemu”.
“ Aku juga Ran. Aku ngerasa kamu adalah jawaban dari mimpi aku”.
“ Mimpi?”.
“ Iya, dulu aku pernah bermimpi mendapatkan seorang pacar kaya kamu”.
“ Ra, kamu mau jadi pacar aku?”.
“ Tapi Ran, gimana sama bunda aku. Aku kan ga boleh pacaran sama dia”.
“ Kamu tenang aja Ra. Aku udah ngomong ko sama bunda kamu. Jadi jawaban kamu sekarang apa?”.
“ Aku… Aku mau Ran untuk jadi pacar kamu”.
Akhirnya Rara dan Randi berpacaran. Dan Rara menemukan jawaban dari mimpinya.
Langganan:
Postingan (Atom)