Selasa, 13 November 2012

CINTA PERTAMA

  Cinta pertama, kata orang biasanya cinta pertama itu susah dilupain. Tadinya sih aku gak percaya. Tapi setelah dipikir-pikir ada benarnya juga.  Aku Laras siswa kelas 10 SMA di salah satu SMA Jakarta.

                Bicara tentang cinta pertama aku jadi ingat dengan seseorang. Namanya Reno, dia cinta pertamaku. Dan aku mulai menyukainya saat aku kelas 3 SD. Aku suka padanya lewat pandangan pertama. Waktu itu dia siswa baru dikelasku pindahan dari kota Padang. Ketika teman-temanku sedang asik berkenalan dengannya aku hanya terdiam ditempat dudukku, hingga akhirnya sahabatku Ita mengajakku ke tempat Reno untuk sekedar berkenalan. Aku tidak menyangka Reno sangatlah baik dan ramah, jadi tidak heran lagi kalau anak perempuan di kelasku banyak yang suka sama dia.

                Waktu itukan aku masih kelas 3 SD jadi masih malu-malu kalau dekat dnegan Reno, gak tau kenapa setiap ada Reno pasti ada aku. Waktun itu pada saat aku kelas 4 kelasku dan Reno sempat dipisah tapi hanya 1 hari, itu karena salah satu temanku tidak ingin di pindah kelas. Jadi guruku memutuskan aku yang dipindahkan.

Hari-hari kulewati seperti biasa, bermain bersama teman-temanku. Tapi kali ini ada yang berbeda, gak biasanya Reno mau diajak main sama aku dan teman-temanku. Aduh… aku tambah geer  aja nih.  Semenjak hari itu aku makin dekat aja sama Reno. Mulai dari kelompok piket dan kelompok belajar.  Reno lebih pandai dari aku. Terkadang saat kerja kelompok ia suka mengajariku jika aku bertanya dan tidak tau. Dia juga baik, ia sering membantuku saat aku kesulitan. Ya ampun reno…. Kamu bikin aku tergila-gila.

Mungkin karena aku sudah sangat dekat dengan Reno jadi ga ada perasaan malu-malu lagi kalu dekat dia, sampai suatu hari ada yang ingin merusak hubunganku dengan Reno. Ia salah satu temanku. Namanya Tika.  Waktu itu kita mengadakan kerja kelompok di rumah Tika. Di situ ada 6 orang. Aku, Ita, Tika, Yusuf, Adit dan tentu saja Reno. Karna soal yang diberikan oleh guru kami hanya satu dan kurang jadi kami harus mengcoppy soal itu. Jadi mau tidak mau kami harus ke tempat fotocoppy. Ada 3 sepeda, sepeta milik Yusuf, Adit dan Reno. Pada saat itu aku satu sepeda dengan Ita, Yusuf dengan Adit, dan Tika dengan Reno. Aku yakin sebenarnya Reno tidak mau satu sepeda dengan Tika, karna ia pernah bilang padaku kalu ia tidak terlalu senang dengan Tika.

“sabar ya Ras, itu bukan maunya Reno ko. Tadi aku liat Tika maksa dia.  Mungkin dia ngerasa ga enak aja kalau nolak.”

“iya aku tau ko. Lagi pula Reno itu ga suka sama Tika. Katanya Tika itu cerewet.”

“hahaha… kamu ini ada-ada aja….”

 

Sepulangnya kami dari tempat Fotocoppy renyata mamanya Tika sudah menyiapkan makan siang untuk kami.

“ayo semuanya di makan. Maaf ya Cuma ada ini.” Katanya.

“ga apa-apa ko tane. Kita juga minta maaf kalo ngerepotin tante.” Jawabku mewakili teman-temanku.

 

                pada saat aku makan, ga tau kenapa teman-temanku tertawa melihatku. Aku kira ada yang salah debgan cara makanku. Hanya Reno yang tidak tertawa, malah ia juga bingung mengapa mereka tertawa sembaring melihat ke ara kami yang bersebelahan.

“Ren lo makan ga dikunyah??” Tanya Yusuf

“gw kalo makan mie ga bisa dikunyah. Jadi langsung ditelan…” jawabnya.

“emang ga tersedak Ren?” tanyaku

“buktinya engga kan… Reno gitu loh….”

“bangga banget si kamu Ren.” Kata Tika

“ya dong. Kita harus membanggakan diri sendiri biar bisa maju.”

“hahahaha…..” aku dan teman-temanku yang lain hanya bisa tertawa melihat cara makannya.

 

Hari-hari selalu ku lewati bersama teman-temanku dan juga Reno. Hingga akhirnya aku dan reno menjadi lebih dekat lagi. Ku rasa bukan hanya sahabatku yang tahu kala aku menyukai Reno, tapi malah hamper satu kelas mengetahuinya. Aku yakin Reno juga tahu kalau aku menyuainya. Tapi ada yang aneh biasanya kalau seseorang mengetahui teman yang sedang dekat dengannya menyukainya bukankah kebanyakan orang tersebut menjauhinya? Tapi Reno berbeda. Ia malah makin dekat denganku. Apakah ini berarti Reno juga mencintaiku??

Ga lama lagi UASBN akan tiba. Aku dan kelompok belajarku semakin giat belajar. Hingga pada saat ujian tiba, temantu Putri memberikanku sebuah kertas yang berisi surat.

“ini dari siapa?” tanyaku sambil berbisik, karena takut ketahuan oleh pengawas.

“dari belakang.” Setahuku dibelakang hanya ada Reno. Ketika aku melihat ke arahnya ia tersenyum dan menyuruhku untuk membaca surat itu.

“Dear Laras. Ras, sebenernya aku udah lama menyimpan perasaan ke kamu. Tapi aku takut kalau kamu akan jauhin aku kalau aku bilang ke kamu.

Ra, aku ingin kamu tau kalu aku juga suka sama kamu, aku juga saying sama kamu aku ingin kamu jadi pacar aku. Kamu mau ga?” aku ga nyangka kalau dia akan bilang gitu ke aku.

“Reno, aku juga suka sma kamu. Aku juga saying sama kamu. Aku gimana kamunya aja”

“kalau kamu maunya terserah aku. Aku maunya kamu yang jadi pacar aku. Terima ya Ras!!”

“iya. Aku terima kamu.”

“makasih ya Ras…”

“iya Ren…”

“Ras, nanti sepulang sekolah kamu jangan pulang dulu ya!!! Aku punya sesuatu buat kamu..”

“oh.. iya.”

Hari itu menjadi hari yang indah bagiku. Aku berharap aku dan Reno bisa bersama stiap saat. Tanpa ada gangguan dari siapapun.

Itulah kisah ku. Cinta pertama dalam hidupku. Tapi kini aku sudah tidak bersama lagi dengan Reno. Aku lebih memilih untuk sendiri. Mungkin banyak orang yang memintaku untuk menjadi kekasihnya. Namun aku menolaknya. Tak tau kenapa hingga saat ini ku masih sering memikirkan Reno dah masih mengharapkannya kembali padaku…

BERAWAL DARI MIMPI

Rara adalah seorang gadis yang kini duduk di kelas 9 SMP. Rara adalah murid yang pandai di kelasnya dan mempunyai banyak teman. Ia pandai dalam bergaul, sehingga banyak yang suka dan berteman padanya. Diantara sekian banyak teman disekolahnya, Rara sangat dekat dengan Ina dan Nurul. Mereka selalu bersama dan berbagi cerita besama.
            “ Raf uda dulu ya. Aku mau tidur. Lagipula udah malem”. Sambil menutup telepon dari Rafi (cowok yang sedang dekat dengan Rara)
“ Ok deh. Night Ra, moga kamu mimpi indah…”.
Setelah mengakhiri teleponnya dengan Rafi, Rara pun bergegas untuk tidur. Ternyata disaat ia terlelap, didalam tidurnya ia bermimpi. Ada seorang laki-laki yang membuat hidupnya menjadi bahagia. Bukan hanya pada saat itu, tetapi setiap Rara berada di sisinya. Mungkin itu adalah petunjuk dari Tuhan bahwa kelak Rara akan mendapatkan sesosok laki-laki yang ia inginkan.
                                                ***** esok hari disekolah *****
Rara menceritakan mimpinya semalam kepada dua orang sahabatnya, yaitu Ina dan Nurul. Betapa lucunya bila melihat reaksi Ina dan Nurul ketika Rara menceritakan mimpinya itu.
            “ Terus kamu sama Rafi gimana Ra?”. Tanya Ina
            “ Gimana ya. Aku juga bingung. Dia orangnya maksa banget. Kan kalian tau aku ga suka sama orang yang kaya gitu”.
            “ Kalo sama Rafqi gimana Ra?”. Sambung Nurul (Rafqi adalah sahabat Rara yang suka padanya).
            “ Ko kamu nanyanya gitu si Rul?”.
            “ Iya. Habis dia nanya terus sama aku tentang perasaan kamu ke dia. Ya sudah, aku tanya aja langsung sama kamu”.
            “ Hahaha…. Masa sih Rafqi nanya gitu sama kamu?. Rul kamu bilang aja sama dia. Kalo aku cuma anggap dia sebagai teman aja. Ga lebih”.
            “ Ok deh kalo gitu”.
Tak terasa bel pulang berdering. Seperti biasa Rafi sudah ada di depan pintu kelas Rara untuk mengajak Rara pulang bersama. Namun Rara menolaknya. Ia lebih memilih pulang bersama kedua sahabatnya dan kemudian ngobrol dikantin sejenak.
                                                            *** dikantin ***
“ Ra, Na, minggu depan kan kita udah ujian. Gimana kalo minggu depan sesudah ujian kita gowes bareng?”. Ajak Nurul
“ Boleh juga. Tapi kita mau kemana?” Tanya Ina
“Gimana kalo kita ke taman kompleks deket rumah Ina saja. Kompleks di sana kan luas. Jadi kita bisa puas keliling disana”. Ajak Rara
“ Ok “. Jawab Ina dan Nurul serentak.
Satu minggu berlalu. Ujian telah selesai 3 hari yang lalu. Rara, Nurul dan Ina pun menepati janjinya untuk bersepeda bersama. Pada saat bersepeda Rara beristirahat di tepi jalan. Pada saat itu ia sedang membeli minuman di sebuah warung. Sewaktu Rara ingin kembali ke tempat ia meletakkan sepedanya, ia melihat sepedanya ditabrak mobil. Ina dan Nurul pun langsung menghampiri Rara ke tepi jalan. Ternyata sepeda Rara rusak parah dan harus dibawa ke bengkel.
            “ Ya ampun. Sory.. Sory aku ga sengaja nabrak sepeda kamu. Maaf ya!!.”
            “ Ga apa-apa ko mba. Aku juga salah. Parkirin sepeda sembarangan. Tapi aku bingung. Nanti aku pulang naik apa. Gak mungkin kan aku nebeng ke teman ku.”
            “ Tenang, kamu gak usah khawatir. Aku akan membawa sepeda kamu ke bengkel sepeda langganan aku. Masalah pulang, kamu bisa aku antar sampai rumah ko. Oh iya kalian siapa?.”
            “ Aku Rara, yang ini Ina dan yang itu Nurul.”
            “ Hai….” Sapa Ina dan Nurul
Sambil menunggu mobil dari bengkel untuk mengambil sepeda Rara, mereka berbincang-bincang tentang sekolah. Tak lupa Riana mengenalkan dua orang adiknaya kapada Rara, Ina dan Nurul yaitu Randi dan Reno. Setelah mobil dari bengkel telah membawa sepeda Rara, Riana mengajak Rara dan teman-temanya jalan-jalan sebagai permintaan maaf.
Beberapa hari telah berlalu. Rara sudah tidak sabar ingin melihat sepedanya. Tenyata sepeda Rara diantar oleh Randi. Diam-diam Randi menyimpan perasaan suka kepada Rara.
            “ Hai Ra. Apa kabar?. Oh iya, aku disuruh sama mba Riana nganterin sepeda kamu”.
            “ Oh. Thanks ya Ran. Yuk masuk, ga enak kalo ngobrol diluar”.
            “ Eh ada tamu. Siapa Ra?”. Tanya bunda Rara
            “ Ini Randi bun yang aku ceritain. Dia kesini buat nganterin sepeda ku”.
            “ Oh ya sudah. Kalian ngobrol aja. Biar bunda yang bikin minuman!”.
            “ Ga usah bun, baru aku mau bikin. Udah bunda ngobrol aja sama Randi biar aku aja yang bikin minumannya”.
Selagi Rara membuatkan minuman. Randi bertanya kepada bundanya Rara. Apakah dia diperbolehkan menjadi pacarnya Rara. Ternyata Randi diperbolehkan oleh bundanya Rara, tetapi dengan satu syarat. Rara bisa bahagia bila bersamanya.
Keesokan harinya Randi menjemput Rara di gerbang sekolahnya setelah pulang Sekolah (Randi adalah siwa kelas 11 SMA). Ia berencana untuk menyatakan perasaannya kapada Rara di taman kompleks dekat rumah Rara.
            “ Ra. Boleh aku ngomong sesuatu sama kamu?”.
            “ Emang kamu mau ngomonhg apa Ran?”.
            “ Sebenarnya aku suka sama kamu Ra. Bahkan dari awal kita ketemu”.
            “ Aku juga Ran. Aku ngerasa kamu adalah jawaban dari mimpi aku”.
            “ Mimpi?”.
            “ Iya, dulu aku pernah bermimpi mendapatkan seorang pacar kaya kamu”.
            “ Ra, kamu mau jadi pacar aku?”.
            “ Tapi Ran, gimana sama bunda aku. Aku kan ga boleh pacaran sama dia”.
            “ Kamu tenang aja Ra. Aku udah ngomong ko sama bunda kamu. Jadi jawaban kamu sekarang apa?”.
            “ Aku… Aku mau Ran untuk jadi pacar kamu”.

Akhirnya Rara dan Randi berpacaran. Dan Rara menemukan jawaban dari mimpinya.