CINTA PERTAMA
Cinta pertama, kata orang biasanya cinta pertama itu susah
dilupain. Tadinya sih aku gak percaya. Tapi setelah dipikir-pikir ada
benarnya juga. Aku Laras siswa kelas 10 SMA di salah satu SMA Jakarta.
Bicara tentang cinta pertama aku jadi ingat dengan seseorang. Namanya
Reno, dia cinta pertamaku. Dan aku mulai menyukainya saat aku kelas 3
SD. Aku suka padanya lewat pandangan pertama. Waktu itu dia siswa baru
dikelasku pindahan dari kota Padang. Ketika teman-temanku sedang asik
berkenalan dengannya aku hanya terdiam ditempat dudukku, hingga akhirnya
sahabatku Ita mengajakku ke tempat Reno untuk sekedar berkenalan. Aku
tidak menyangka Reno sangatlah baik dan ramah, jadi tidak heran lagi
kalau anak perempuan di kelasku banyak yang suka sama dia.
Waktu itukan aku masih kelas 3 SD jadi masih malu-malu kalau dekat
dnegan Reno, gak tau kenapa setiap ada Reno pasti ada aku. Waktun itu
pada saat aku kelas 4 kelasku dan Reno sempat dipisah tapi hanya 1 hari,
itu karena salah satu temanku tidak ingin di pindah kelas. Jadi guruku
memutuskan aku yang dipindahkan.
Hari-hari kulewati seperti biasa,
bermain bersama teman-temanku. Tapi kali ini ada yang berbeda, gak
biasanya Reno mau diajak main sama aku dan teman-temanku. Aduh… aku
tambah geer aja nih. Semenjak hari itu aku makin dekat aja sama Reno.
Mulai dari kelompok piket dan kelompok belajar. Reno lebih pandai dari
aku. Terkadang saat kerja kelompok ia suka mengajariku jika aku bertanya
dan tidak tau. Dia juga baik, ia sering membantuku saat aku kesulitan.
Ya ampun reno…. Kamu bikin aku tergila-gila.
Mungkin karena aku
sudah sangat dekat dengan Reno jadi ga ada perasaan malu-malu lagi kalu
dekat dia, sampai suatu hari ada yang ingin merusak hubunganku dengan
Reno. Ia salah satu temanku. Namanya Tika. Waktu itu kita mengadakan
kerja kelompok di rumah Tika. Di situ ada 6 orang. Aku, Ita, Tika,
Yusuf, Adit dan tentu saja Reno. Karna soal yang diberikan oleh guru
kami hanya satu dan kurang jadi kami harus mengcoppy soal itu. Jadi mau
tidak mau kami harus ke tempat fotocoppy. Ada 3 sepeda, sepeta milik
Yusuf, Adit dan Reno. Pada saat itu aku satu sepeda dengan Ita, Yusuf
dengan Adit, dan Tika dengan Reno. Aku yakin sebenarnya Reno tidak mau
satu sepeda dengan Tika, karna ia pernah bilang padaku kalu ia tidak
terlalu senang dengan Tika.
“sabar ya Ras, itu bukan maunya Reno ko. Tadi aku liat Tika maksa dia. Mungkin dia ngerasa ga enak aja kalau nolak.”
“iya aku tau ko. Lagi pula Reno itu ga suka sama Tika. Katanya Tika itu cerewet.”
“hahaha… kamu ini ada-ada aja….”
Sepulangnya kami dari tempat Fotocoppy renyata mamanya Tika sudah menyiapkan makan siang untuk kami.
“ayo semuanya di makan. Maaf ya Cuma ada ini.” Katanya.
“ga apa-apa ko tane. Kita juga minta maaf kalo ngerepotin tante.” Jawabku mewakili teman-temanku.
pada saat aku makan, ga tau kenapa teman-temanku tertawa melihatku. Aku
kira ada yang salah debgan cara makanku. Hanya Reno yang tidak tertawa,
malah ia juga bingung mengapa mereka tertawa sembaring melihat ke ara
kami yang bersebelahan.
“Ren lo makan ga dikunyah??” Tanya Yusuf
“gw kalo makan mie ga bisa dikunyah. Jadi langsung ditelan…” jawabnya.
“emang ga tersedak Ren?” tanyaku
“buktinya engga kan… Reno gitu loh….”
“bangga banget si kamu Ren.” Kata Tika
“ya dong. Kita harus membanggakan diri sendiri biar bisa maju.”
“hahahaha…..” aku dan teman-temanku yang lain hanya bisa tertawa melihat cara makannya.
Hari-hari
selalu ku lewati bersama teman-temanku dan juga Reno. Hingga akhirnya
aku dan reno menjadi lebih dekat lagi. Ku rasa bukan hanya sahabatku
yang tahu kala aku menyukai Reno, tapi malah hamper satu kelas
mengetahuinya. Aku yakin Reno juga tahu kalau aku menyuainya. Tapi ada
yang aneh biasanya kalau seseorang mengetahui teman yang sedang dekat
dengannya menyukainya bukankah kebanyakan orang tersebut menjauhinya?
Tapi Reno berbeda. Ia malah makin dekat denganku. Apakah ini berarti
Reno juga mencintaiku??
Ga lama lagi UASBN akan tiba. Aku dan
kelompok belajarku semakin giat belajar. Hingga pada saat ujian tiba,
temantu Putri memberikanku sebuah kertas yang berisi surat.
“ini dari siapa?” tanyaku sambil berbisik, karena takut ketahuan oleh pengawas.
“dari
belakang.” Setahuku dibelakang hanya ada Reno. Ketika aku melihat ke
arahnya ia tersenyum dan menyuruhku untuk membaca surat itu.
“Dear
Laras. Ras, sebenernya aku udah lama menyimpan perasaan ke kamu. Tapi
aku takut kalau kamu akan jauhin aku kalau aku bilang ke kamu.
Ra,
aku ingin kamu tau kalu aku juga suka sama kamu, aku juga saying sama
kamu aku ingin kamu jadi pacar aku. Kamu mau ga?” aku ga nyangka kalau
dia akan bilang gitu ke aku.
“Reno, aku juga suka sma kamu. Aku juga saying sama kamu. Aku gimana kamunya aja”
“kalau kamu maunya terserah aku. Aku maunya kamu yang jadi pacar aku. Terima ya Ras!!”
“iya. Aku terima kamu.”
“makasih ya Ras…”
“iya Ren…”
“Ras, nanti sepulang sekolah kamu jangan pulang dulu ya!!! Aku punya sesuatu buat kamu..”
“oh.. iya.”
Hari itu menjadi hari yang indah bagiku. Aku berharap aku dan Reno bisa bersama stiap saat. Tanpa ada gangguan dari siapapun.
Itulah
kisah ku. Cinta pertama dalam hidupku. Tapi kini aku sudah tidak
bersama lagi dengan Reno. Aku lebih memilih untuk sendiri. Mungkin
banyak orang yang memintaku untuk menjadi kekasihnya. Namun aku
menolaknya. Tak tau kenapa hingga saat ini ku masih sering memikirkan
Reno dah masih mengharapkannya kembali padaku…
Tidak ada komentar:
Posting Komentar